Jakarta – Perjalanan motor sport naked Yamaha Xabre di Indonesia ternyata tak bertahan lama. Pasalnya, PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) akan segera menghentikan produksi Xabre dan mengganti sosok naked sport bike 150 cc tersebut dengan model Yamaha MT-15.
Saat dirilis pertama kali tahun 2016 lalu, Yamaha Xabre jadi pelengkap di lini motor sport bersama Yamaha R15 dan V-Ixion. Sayangnya nasib Xabre sepertinya tak semujur saudara-saudaranya yang lain. Pihak PT YIMM sendiri mengungkapkan bahwa mereka terpaksa menyuntik mati Xabre dikarenakan angka penjualan motor ini yang kurang menggembirakan.
“Produk kan terus berkembang, keinginan konsumen juga ikut berkembang, jadi kita sesuaikan. MT dengan fitur yang baru, pasti orang juga akan memilih MT,” kata Public Relation Manager PT YIMM Anton Widiantoro di Jakarta, seperti dilansir Kompas.
Angka penjualannya yang kurang bagus pun mengakibatkan harga jual kembali Yamaha Xabre menjadi sangat rendah. Dilansir dari sejumlah situs jual beli motor online, harga bekas atau second dari Yamaha Xabre bahkan disebut-sebut nyaris separuh dari harga jual barunya.
Umumnya, pemilik motor menjual Yamaha Xabre keluaran tahun 2016 dengan harga sekitar Rp14,5 juta hingga Rp16 jutaan, tergantung kondisi dan juga kelengkapan dokumen motor. Padahal Xabre sendiri saat pertama dirilis dipasarkan dengan harga mencapai Rp30 jutaan. Sementara itu, harga Yamaha Xabre produksi 2018 saat ini dibanderol mulai harga Rp22 juta sampai Rp24 jutaan. Jika dihitung dalam waktu setahun saja, penyusutan harga Xabre berkisar 28%.
Sementara itu, menurut Yosia Hermanto, salah satu pedagang motor bekas dari showroom Talenta Motor di Palmerah Barat, Jakarta mengaku bahwa jarang ada pedagang motor bekas yang bersedia menerima Xabre. “Xabre di daerah sini agak kurang, yang jual jarang dan peminatnya juga jarang. Lebih laku V-Ixion ketimbang Xabre. Perbandingannya jauh lebih laku V-Ixion ke mana-mana. Dia sama seperti Byson pasarannya anjlok,” jelas Yosia.
Yosia mengaku jarang mau menerima Xabre lantaran sulit untuk dijual kembali. “Nggak berani. Saya ikuti pasar saja, peminatnya jarang, yang nyari jarang, jualnya susah. Kita cari motor aman saja yang mudah dijual, sebab kita kan bukan buat pakai sendiri, kalau buat jual lagi cari yang laris yang banyak di pasaran,” ucapnya.