Aki atau accu merupakan salah satu komponen penting yang harus ada pada kendaraaan bermotor, tak terkecuali sepeda motor. Fungsi aki adalah sebagai sumber tenaga atau suplai listrik untuk setiap komponen yang memerlukan listrik, mulai sistem lighting, sistem starter, hingga sistem aksesori seperti alarm. Selain itu, aki juga berguna menjaga kestabilan tegangan dan juga penyimpan tenaga listrik yang dihasilkan putaran mesin.
Secara umum, aki dapat dibagi menjadi lima macam, yaitu aki basah, aki kalsium, aki hybrid, aki MF (maintenance free), dan aki gel. Dari beberapa macam aki tersebut, salah satu yang banyak digunakan pada sepeda motor adalah jenis aki basah.
Aki basah sendiri merupakan aki yang berisi cairan asam sulfat (H2SO4). Ciri utamanya memiliki lubang dengan penutup yang berfungsi untuk menambah air aki saat ia kekurangan akibat penguapan ketika terjadi reaksi kimia antara sel dan air aki. Sel-selnya menggunakan bahan timbal (Pb).
Dari segi bodi, aki basah hampir sama dengan aki kering. Tetapi biasanya, aki basah didesain lebih transparan agar pengguna dapat melihat kondisi sel dan ketinggian air aki, apakah masih layak digunakan atau tidak. Ada juga penanda garis batas untuk ketinggian air aki agar memudahkan pengguna kapan harus mengisi air aki. Sementara soal harga, aki basah biasanya lebih murah jika dibandingkan aki kering.
Untuk segi keawetan, sebenarnya usia pemakaian antara aki basah dan aki kering tidak jauh berbeda. Aki ini rata-rata bisa bertahan 1,5 tahun hingga 2 tahun. Namun, usia aki basah juga tergantung dari pemakaian kendaraan itu sendiri.
Meski banyak digunakan pada kendaraan sepeda motor, namun aki basah ternyata juga tidak luput dari kelemahan. Kelemahan aki jenis ini adalah pemilik harus rajin memeriksa ketinggian level air aki secara rutin. Jika air aki berada di bawah minimal atau tidak segera dilakukan penambahan, maka aki bisa rusak atau soak.
Selain itu, cairan aki ini juga bersifat sangat korosif. Uap air aki mengandung hydrogen yang cukup rentan terbakar dan meledak jika terkena percikan api. Aki ini juga memiliki sifat self-discharge paling besar dibanding aki lain sehingga harus dilakukan penyetruman ulang saat ia didiamkan terlalu lama.