Jakarta – Pabrikan otomotif Indonesia mulai mengalami kemajuan dengan merambah pasar luar negeri. Salah satunya PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) yang mengekspor sepeda motor Xabre sejak Juli 2016 lalu. Naked streetbike 150cc miliki Yamaha ini jadi motor kelima yang diekspor YIMM usai R25, MT-25, Nmax, dan MX King.
Berdasarkan data dari Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), ada sekitar 100 unit Xabre yang diekspor YIMM ke negara-negara seperti Filipina dan Vietnam pada Juli 2016 lalu.
Sejak pertama kali pembalap MotoGP, Valentino Rossi memperkenalkan Xabre pada Januari lalu di Bali, sepeda motor sport dengan kapasitas 150 cc berhasil laku terjual hingga 16.973 unit di Indonesia.
“Juli kemarin pertama kali Xabre diekspor ke Vietnam dan Filipina dengan nama TFX150. Ini menunjukkan bahwa sepeda motor produksi Indonesia punya kualitas yang baik dan diakui negara lain. Untuk alasan Filipina dan Vietnam impor Xabre dari Indonesia karena kapasitas produksi, kualitas dan ongkos produksi PT. YIMM yang bersaing. Dalam sejarahnya kami juga sudah mengekspor model yang lain ke kedua negara tersebut dengan lancar,” ujar asisten GM Marketing PT YIMM, Mohammad Masykur.
Motor yang memakai nama Mslaz di Thailand ini mengusung spesifikasi mesin injeksi kapasitas 150 cc LC4V SOHC dengan cylinder bore 57 mm dan langkah piston 58,7 mm. Xabre dibekali tenaga maksimal 16 hp pada 8.500 rpm dan torsi maksimum 14,30 Nm pada 7.500 rpm.
Sepeda motor yang memakai 6 percepatan manual dan sistem pendingin cairan (liquid cooler) ini diklaim oleh Yamaha sebagai kendaraan yang irit bahan bakar, sehingga sangat cocok untuk digunakan sebagai kendaraan harian.
Harga OTR Jakarta untuk Yamaha Xabre dibanderol seharga Rp 29,8 juta, hampir sama dengan Yamaha YZF-R15. Berkat ekspor YIMM ke Filipina dan Vietnam, YIMM mendapatkan penghargaan sebagai eksportir terbaik 2016 dari kantor pelayanan utama (KPU) Bea dan Cukai Tipe A.
“Penghargaan ini menjadi motivasi untuk kami bekerja lebih baik lagi. Saat ini untuk aktivitas ekspor dan impor di Pelabuhan Tanjung Priok mencapai 12.000 perusahaan, dan tahun 2016 ini YIMM menjadi yang terbaik. Ini menjadi tantangan bagi kami untuk bekerja sebaik mungkin untuk mempertahankan serta meningkatkan kinerja yang sudah baik berjalan selama ini,” kata Manager Export-Import PT YIMM, Mujiyo.