Jakarta – Meskipun memiliki unit kendaraan listrik, rupanya sampai saat ini PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) masih enggan untuk merilis sepeda motor listrik di Tanah Air. Padahal beberapa waktu lalu, YIMM sudah memperkenalkan motor elektrik bertajuk E-Vino pada khalayak Indonesia. Tapi sampai sekarang skuter matic listrik itu masih belum juga diluncurkan.

Yamaha E-Vino - otomotif.kompas.com
Padahal kabarnya, Yamaha E-Vino sudah melalui berbagai proses uji coba di Indonesia. Lalu, mengapa Yamaha Indonesia masih ragu untuk merilis skutik listrik tersebut? Menurut Sales Marketing Director PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) Sutarya Surodimeja, pihaknya masih terus melihat seperti apa kesiapan infrastruktur di Indonesia terkait motor listrik. Ia pun menegaskan jika Yamaha Indonesia sudah siap untuk turut bermain di pasar motor listrik.
“Kami tidak ada kendala, secara kami punya motor listrik. Di Jepang juga ada,” papar Sutarya di Jakarta Pusat, Jumat (31/1), seperti dilansir JPNN. Ia pun mengaku akan mendukung penuh langkah pemerintah Indonesia untuk masuk ke era kendaraan listrik. “Kami juga support pemerintah,” jawabnya singkat.
Sebelumnya, Dyonisius Beti, Executive Vice President PT YIMM juga memaparkan hal yang tak jauh berbeda. Pasar kendaraan listrik di Indonesia menurutnya masih belum terbentuk. Masyarakat juga sulit melakukan peralihan lantaran ada sejumlah faktor yang masih belum siap. “Faktor utama ialah ketersediaan infrastruktur. Apakah seluruh DKI Jakarta sudah tersedia fasilitas charging di public area, pasar raya, mall, perkantoran, dan lainnya atau tidak? Sebab, kalau tidak masyarakat tidak bisa beralih,” katanya.
Di samping itu, menurutnya masyarakat pun belum memperoleh edukasi yang baik seputar kendaraan listrik. Banyak yang mengkhawatirkan keandalan motor saat menerjang genangan air, cuaca panas, dan lain-lain. “Namun yang paling banyak, berdasarkan test market kami dengan menggunakan E-Vino, mereka masih khawatir akan ketersediaan baterainya. Bisa pergi dari rumah, kalau habis baterai takut harus dorong motor pulang, karena charging station masih sangat terbatas. Lalu, charging juga masih terlalu lama yaitu sampai 8 jam untuk sekali pengisian penuh,” ujarnya.
Sementara itu, E-Vino sendiri kini masih dipakai terbatas untuk tes pasar dan studi yang melibatkan Universitas Pelita Harapan, The Breeze BSD, Mitsubishi Motors Krama Yudha Indonesia, dan Kebun Raya Bogor. “Kami berikan untuk lingkungan terbatas dahulu, termasuk pabrik kami sendiri,” katanya.